Ruang Kosong

RUANG KOSONG 

Aditya Nur Cahyati 


Ketakutan, keraguan, kebimbangan, kekhawatiran, serta ketidakpercayaan diri

Nyata sekaligus semu ... 

Apa-apa yang berakhir tak sejalan dengan harapan

Lantas menjelma sungguh mengerikan 

Terlebih, saat duniamu berotasi pada satu poros; dirinya …


Redup ... 

Bahkan setelah berlembar waktu berlalu 

Entah pada detik yang mana jiwamu terhenyak, "Ia hanya redup, bukannya padam."


Maka, jalani saja jalanmu

Bukankah kau tetap berdiri tegap, bahkan setelah dihantam badai?

Bukankah gerimis tidak mampu merobohkanmu? Tentu tidak!

Tapi sayang, badai sempat memahat luka-luka di sekujur nadi, yang mungkin hanya sanggup kau rasakan namun tak bisa kau sentuh keberadaanya

Atau barangkali kau memang tidak berusaha mengobatinya

Lalu membiarkan nyeri bertindak layaknya rasa sakit

Bukan kau mencintai pedih, bukan! 

Namun mungkin itulah jalan agar kau tetap merasa dekat

Sesaat sebelum bola matamu kembali basah, secarik kertas usang di genggamanmu berkisah; kertas yang seharusnya sudah kau buang jauh-jauh hari ... 


"Aku mencintai laut beserta ombaknya

Badai beserta gemuruhnya

Rasa sakit serta babak belurnya

Tangis beserta air matanya

Lemah serta ketidakberdayaannya

Cintai aku." 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takdir

Mendekat